Ditanya Polisi Soal Ini, Ibu Muda yang Bunuh 3 Anak Kandungnya Bungkam, Diduga Kuat Ada Motif Lain

Seorang ibu atau mamah muda tega membunuh tiga anak kandungnya sendiri yang masih balita. Tak hanya membunuh tiga anaknya, pelaku juga mencoba melukai dirinya sendiri. Ia melakukan percobaan bunuh diri.

Namun ketika ditanya polisi, mamah muda tersebut bungkam tidak mau membeberkan alasannya. Padahal ketika ditanya hal lain, ia bisa menjawab pertanyaan polisi dengan lancar. Aksi pelaku yang mencoba bunuh diri itu berhasil dicegah warga.

Ia mencoba menyayat lehernya sendiri setelah menghabisi nyawa anak kandungnya pada Rabu (9/12/2020). Kini lehernya pun dibalut dengan perban putih. "Setelah kejadian dia berusahabunuhdiri, kan ada bekas di lehernya di foto pelaku. Memang dia tidak mau melarikan diri. Dia telentang pada saat datang mertua dan anak sulungnya," tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa aksi bunuh dirinya tersebut digagalkan oleh warga setempat. "Gimana kita bilang, mungkin merasa kecapean atau apa mungkin ada juga rasa menyesal sampai dia berniatbunuhdirijuga," jelas Yasden. Ia menyebutkan hingga saat ini pihak kepolisian PPA masih berusaha membongkar motif dari pelaku sehingga tega berbuat sadis terhadap anaknya sendiri.

"Itu yang lagi kita korek sekarang rekan kita polwan di PPA lagi berusaha. Hingga saat ini (pelaku) masih bungkam mengenai itu, tapi kalau nanya yang lain lain bisa dia sadar," jelasnya. Yasden juga menyebutkan selama ini keluarga tersebut mengalami permasalahan ekonomi, sehingga pelaku dan suaminya sering bertengkar. "Motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena faktor himpitan ekonomi. Kesulitan mencari nafkah sehari hari. Karena faktor ekonomi sering bertengkar dengan suami," jelasnya.

Namun rupanya tindakan sadismamahmudaitu dianggap sebagai perbuatan yang tak masuk akal. "Alasan membunuh karena himpitan ekonomi itu cara pandang yang tidak masuk akal. Dalam artian irasional," tuturnya. Bakhrul menyebutkan bahwa masalah kemiskinan tidak bisa bisa dijadikan alasan untuk membunuh. Ia menyebutkan bahwa ada psikologis dari pelaku yang terganggu.

"Yang menjadi persoalan kenapa ibu tega membunuh anaknya? Ya mungkin motif salah satunya ekonomi. Tapi pastj ada motif yang lain. Yang menjadi persoalan, si pelaku ini ada psikologisnya yang terganggu terhadap motif ekonomi itu. Kalau himpitan ekonomi tidak rasional seorang ibu bisa membunuh anaknya," tuturnya. Lebih lanjut, ia menyebutkan akan adanya kemungkinan faktor lain penyebab si ibu hingga tega membunuh anak anaknya. "Kemungkinan ada persoalan keluarga, persoalan suami atau istri, dan persoalan lainnya muncul sehingga ibu itu mencari momentum kenapa dia menbunuh ketika tidak ada ayah atau kakaknya. Jadi pembunuhan itu muncul dari kejiwaan atau psikologisnya atau kekecewaan atau sakit hatinya," bebernya.

Baginya, tindakan membunuh karena masalah ekonomi hanya kamuflase atau pencarian pembenaran. Untuk itu, bagi Bakhrul hal ini perlu ditangani dengan serius karena bisa berdampak ke masyarakat. "Dampak ke masyarakat ya cara pandang pelaku. Pelaku itu seolah olah itu adalah cari pelarian dalam hukum. Tapi di sisi lain dia ada ketertekanan. Benar motif yang dia lakukan motif ekonomi, tapi sebelum terjadi motif ekonomi, ada gak dia terganggu kejiwaan dan sebagainya, atau memang situasi pandemi," pungkasnya.

Diketahui, saat suami dan anak sulungnya pergi ke TPS untuk mencoblos,MarinaTafona'o membunuh ketiga anaknya yang masih balita. Ketiga korban berjenis kelamin laki laki, berinisial YL (5), SL (4), DL (2). Ketiga balita tersebut ditemukan tergeletak bersimbah darah di kamarnya dengan kondisi leher tergorok. Posisi ketiga anak tersebut tampak tidur berdekatan.

Yasden menuturkan, sewaktu kejadian suami pelaku, anak sulung serta kakek nenek korban berangkat ke TPS untuk memilih Calon Bupati dan Wakil Bupati Nias Utara. Yasden menyebutkan kronologi kejadian pada Rabu (9/12/2020) pukul 09.00 WIB, dimana kakek ketiga korban, Faomambòwò lahagu, nenek Setiani Zega, anak sulung pelaku dan ayah korban Nofedi Lahagu berangkat bersama ke TPS II Desa Banua Sibohou. Selanjutnya pada pukul 12.00 WIB, kakek, nenek dan kakak korban pulang ke rumah sedangkan ayah korban masih tinggal di TPS.

Sekitar pukul 13.30 WIB ketiganya sampai di rumahnya dan mereka langsung masuk ke dalam rumah melalui pintu depan rumah yang belum dikunci oleh pelaku. "Setibanya di dalam rumah para saksi melihat ketiga orang korban dalam keadaan terluka dan tidak bernyawa dengan posisi luka gorok di leher sedangkan pelaku berada di samping korban dengan posisi tidur terlentang dan sebilah parang berada di sampingnya," tutur Yasden. Setelah melihat kejadian itu, para saksi kaget dan ketakutan sehingga kakak korban langsung menelepon ayahnya, Ama Fani yang rumahnya berada sekitar 30 meter dari rumah mereka untuk memberitahukan kejadian tersebut.

Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB ayah korban sampai di rumah dan melihat ketiga anak kandungnya dalam keadaan tidak bernyawa dengan kondisi luka di leher. “Sekitar pukul 17.00 WIB, Kapolsek Tuhemberua AKP Ibe J Harefa dan Kasat ReskrimPolresNiasAKP Junisar R Silalahi menuju tempat kejadian tersebut," tuturnya. Ia menyebutkan bahwa saat ini keluarga tersebut tinggal menyisakan satu orang putri sulungnya.

"Pelaku dengan auaminya Nofedi Lahagu alias Ama Fina mempunyai 4 orang anak, dan tinggal Sefriani Lahagu alias Fina anak yang sulung," bebernya. Yasden menyebutkan bahwa modus pembunuhan yang dilakukan dengan cara menggorok leher anak anak tersebut hingga nyaris putus. "Menggorok leher dengan menggunakan sebilah parang hingga ketiga korban meninggal dunia," bebernya.

Write a Comment

Your email address will not be published.